Rabu, 09 Desember 2020

(Catatan) Banjir DAS Batanghari pada Musim Hujan Tahun 2020/2021

Sumber : https://regional.inews.id/berita/banjir-di-batanghari-jambi-rendam-7000-rumah-warga-kekurangan-sembako

Banjir pertama pada musim hujan tahun 2020/2021 yang terjadi di DAS Batanghari Provinsi Jambi cukup mengejutkan. Dimana peningkatan tinggi muka air (TMA) sangat cepat dan cukup signifikan. Mengejutkan karena biasanya banjir pertama tidak langsung besar dan menjadi bencana.

Diawali dengan banjir di bagian barat sekitar tanggal 24 November 2020 seperti di wilayah Tabir Kabupaten Merangin, Muara Limun Kabupaten Sarolangun, Muara Tebo di Kabupaten Tebo, kemudian dilanjutkan banjir di bagian timur yang dimulai sekitar tanggal 29 November 2020 seperti di Muara Tembesi Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi serta Kota Jambi.

Berdasarkan catatan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI, mulai tanggal 29 November 2020 TMA sungai batanghari yang tercatat di pos Tanggo Rajo Kota Jambi memasuki kategori Siaga III. Dan terus meningkat sampai pada kategori Siaga II pada tanggal 02 Desember 2020 dan bertahan hingga tanggal 05 Desember 2020 untuk kemudian menyusut turun keluar dari kategori Siaga III pada tanggal 07 Desember 2020. Jadi total selama 8 hari banjir menggenangi wilayah Kota Jambi.
  
Dinamika Atmosfer

Sepanjang bulan Oktober tahun 2020, siklon tropis di Samudaera Pasifik dan Laut China Selatan jumlahnya diatas normal. Sejumlah studi menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah siklon tropis di Samudera Pasifik Barat dan Laut Cina Selatan dengan kejadian La Nina yang sedang berlangsung. Para peneliti menemukan bahwa pembentukan siklon (siklogenesis) memiliki peluang yang lebih besar menjelang musim dingin di Belahan Bumi Utara setelah permulaan La Nina, sementara lebih banyak pembentukan siklon pada musim panas selama permulaan El Nino. Siklon tropis ini menyebabkan bergesernya daerah konvergensi yang seharusnya di wilayah Indonesia menjadi ke utara. Juga menghambat angin monsun Asia untuk sampai ke selatan ekuator. Pada akhirnya menyebabkan berkurangnya curah hujan di bagian barat Indonesia pada bulan oktober tahun 2020.

Memasuki bulan November 2020, siklon tropis di utara mulai punah kemudian digantikan terbentuknya vorteks dan bahkan siklon tropis di Samudera Hindia. Kondisi ini mendukung lancarnya angin Monsun Asia menuju ekuator hingga ke selatan. Wilayah konvergensi juga kembali ke kawasan Indonesia, ditambah adanya penguatan aktifitas Madden-Julian Oscillation (MJO) fase 3 (walaupun hanya berlangsung dua hari) telah menambah konveksi di Benua Maritim Indonesia (BMI) khususnya bagian barat. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Jambi khususnya.

 
Sumber : https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/whindex.shtml



Tidak ada komentar:

Posting Komentar