Hari itu (26 Maret 2019) kami menjadi tour guide dadakan untuk empat orang wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke kota Kyoto-Jepang. Kyoto terkenal sebagai kota Budaya, mungkin mirip kota Jogjakarta di Indonesia. Bagi yang ingin mempelajari budaya Jepang lebih dalam, Kyoto lah tempatnya. Mulai dari bangunan-bangunan bersejarah, pakaian,
makanan, serta kesenian tradisional. Apa saja budaya tradisional
Jepang, dapat kita nikmati dan pelajari di Kyoto.
Perjalanan kami dimulai dari Kyoto Station yang merupakan stasiun kereta api terbesar di kota Kyoto. Kami sendiri merupakan Invited Researcher pada Disaster Prevention Research Institute - Kyoto University (DPRI-KU), yang sudah berada di Kyoto lebih dari 1 bulan. Dan masa penelitian kami tinggal satu minggu saja yang tersisa. Jadi klop deh, karena kami sendiri juga ingin berwisata di Kyoto sebelum pulang ke tanah air. Di depan Kyoto Station, ada salah satu icon kota Kyoto yaitu Kyoto Tower. Mengingat terbatasnya waktu, kami memutuskan untuk tidak mencoba naik ke puncak Kyoto Tower, cukup foto-foto dengan latar belakang gedung tinggi tersebut.
Perjalanan kami dimulai dari Kyoto Station yang merupakan stasiun kereta api terbesar di kota Kyoto. Kami sendiri merupakan Invited Researcher pada Disaster Prevention Research Institute - Kyoto University (DPRI-KU), yang sudah berada di Kyoto lebih dari 1 bulan. Dan masa penelitian kami tinggal satu minggu saja yang tersisa. Jadi klop deh, karena kami sendiri juga ingin berwisata di Kyoto sebelum pulang ke tanah air. Di depan Kyoto Station, ada salah satu icon kota Kyoto yaitu Kyoto Tower. Mengingat terbatasnya waktu, kami memutuskan untuk tidak mencoba naik ke puncak Kyoto Tower, cukup foto-foto dengan latar belakang gedung tinggi tersebut.
Dari Kyoto Station tujuan pertama kami adalah Kuil Fushimi Inari yang terkenal sangat instragramable itu. Untuk mencapai kuil Fushimi Inari cukup dengan satu kali naik kereta JR Nara Line dan turun di Inari Station. Selanjutnya tinggal berjalan beberapa menit maka kami sampai di kuil dimaksud. Kuil Fushimi Inari disebut juga dengan kuil 10 ribu gerbang (Tori) yang merupakan sumbangan dari perorangan atau perusahaan. Gerbang tersebut berbentuk pilar berwarna orange dengan tulisan berwarna hitam yang menunjukkan nama orang atau perusahaan yang menyumbangkannya.
Selanjutnya kami kembali ke kota Kyoto untuk sekedar melihat-lihat dan membeli oleh-oleh di Sanjo yang merupakan sebuah market yang tertata rapi dan bersih. Setelah mengelilingi setiap sudut Sanjo, kami langsung berjalan kaki menuju Gion. Kawasan Gion adalah salah satu tempat di Kyoto dimana wisatawan bisa menikmati suasana tradisional khas Jepang. Di Distrik Gion inilah para Geisha tinggal dan melayani para tamu. Hari itu kami tidak beruntung karena tidak dapat bertemu dengan Geisha (Seniman Tradisional Jepang) ataupun Maiko (Geisha Kecil). Kami hanya berjalan berkeliling menyusuri Jalan Hanamikoji Dori dan sekitarnya sambil mengambil foto.
Selanjutnya kami kembali ke kota Kyoto untuk sekedar melihat-lihat dan membeli oleh-oleh di Sanjo yang merupakan sebuah market yang tertata rapi dan bersih. Setelah mengelilingi setiap sudut Sanjo, kami langsung berjalan kaki menuju Gion. Kawasan Gion adalah salah satu tempat di Kyoto dimana wisatawan bisa menikmati suasana tradisional khas Jepang. Di Distrik Gion inilah para Geisha tinggal dan melayani para tamu. Hari itu kami tidak beruntung karena tidak dapat bertemu dengan Geisha (Seniman Tradisional Jepang) ataupun Maiko (Geisha Kecil). Kami hanya berjalan berkeliling menyusuri Jalan Hanamikoji Dori dan sekitarnya sambil mengambil foto.
Ada yang menarik dari Gion saat ini, kabar terbaru menyebutkan bahwa sejak 25 Oktober 2019 pemerintah Perfektur Kyoto melarang mengambil gambar atau foto di kawasan privat Gion. Keputusan ini diambil karena banyaknya wisatawan yang dianggap melampaui batas ketika berada di kawasan Gion misalnya : memaksa Geisha untuk berfoto, merusak dan mengotori halaman rumah warga hanya untuk berfoto dan bahkan ada yang mencuri lampion di rumah warga dan toko suvenir. Jika tertangkap tangan mengambil gambar di area terlarang tersebut, maka siap-siap denda 10.000 Yen akan menanti.
Sanjo |
Jalan Hanamikoji Dori GION |
Jalan Hanamikoji Dori GION |
Perjalanan dilanjutkan ke Kuil Yashaka Shrine (masih dengan berjalan kaki tentunya). Kuil Yasaka juga dikenal sebagai kuil percintaan terbesar di Kyoto. Pasangan suami istri dewa bernama Susanoo no Mikoto dan Kushinada Hime no Mikoto
dipercaya bersemayam di kuil ini. Keduanya dipercaya memiliki kekuatan
cinta yang besar karena hubungan mereka yang sangat baik. Terlihat banyak ema (palet kayu untuk menulis permohonan) berbentuk hati yang tergantung di dalam area kuil.
Perjalanan yang cukup melelahkan namun saya dan rombongan sangat terhibur waktu itu, untuk melepas penat kami beristirahat di pinggir sungai Kamogawa. Sungai ini membelah kota Kyoto menjadi wilayah barat dan timur. Air sungai Kamogawa berasal dari utara Kyoto yaitu gunung Sajikigatake dengan air yang jernih dan banyak bebek dan burung yang sepertinya memang dipelihara. Setelah menikmati suasana sungai Kamogawa sambil beristirahat, kami memutuskan untuk mencukupkan wisata kota Kyoto sampai disitu saja. Setelah melepas lelah di sungai Kamogawa, kami bergegas menuju stasiun kereta untuk menuju kota Kobe dan Osaka.
Silahkan baca catatan saya berkunjung ke Kota Kobe dan Osaka ya gaesss, klik Disini....
Sukses mas Arif
BalasHapusTerima kasih Bang Day... saya masih belajar-belajar ngeBLOG aja nih..
Hapus