Catatan Musim 2021...
Jika ada yg masih ingat, bahwa Provinsi Jambi sempat mengalami kemarau semu atau kalau mau sedikit keren kita sebut dengan pseudo kemarau pada bulan Februari 2021 yang lalu. Curah hujan berkurang secara drastis dan bahkan cenderung kering hingga 3 dasarian atau lebih. Jika mengikuti aturan penetapan Musim Kemarau (MK) BMKG maka kondisi tersebut sudah dapat dikatakan masuk MK. Namun tunggu dulu, sebenarnya hal tersebut lumrah bagi Provinsi Jambi. Dimana curah hujan berkurang di bulan Februari dan kemudian meningkat kembali pada periode musim MAM. Masalahnya kondisi tersebut tidak terjadi setiap tahun, sehingga kita tidak bisa menetapkannya sebagai MK 1 seperti di Sumatera Utara. Ada fase dimana banjir justru terjadi di bulan Februari.
Banyak yang terjebak dengan kondisi ini, tidak terkecuali petani. Kondisi iklim yang nampak bersahabat seperti memanggil untuk turun tanam. Sudah terbayang IP200 di pelupuk mata mereka.
Dan benar saja, ketika persemaian dimulai air bah pun datang. Banjir tersebut terjadi di akhir Maret hingga awal April 2021. Ternyata masih banyak PR kita di BMKG, khususnya Klimatologi Jambi.
Setelah itu, iklim seolah kembali bersahabat. Hujan tetap turun namun banjir sepertinya tidak akan terjadi. Sampai akhirnya...
Sejak tgl 18 Mei 2021, secara mengejutkan Tinggi Muka Air (TMA) sungai Batanghari di dermaga Muara Bulian yg dicatat oleh BPBD Kab. Batanghari bergerak naik sangat cepat. Hingga tgl 21 mei 2021 jam 07.00 WIB mulai mendekati level SIAGA III - WASPADA (250 cm).
Akibatnya, beberapa petani kembali panik dan meminta konfirmasi tentang kemungkinan banjir sungai Batanghari di bulan Mei 2021 ini. Kepanikan tersebut muncul karena saat ini sudah masuk masa pengolahan tanah dan persemaian. Sehingga para petani merasa khawatir jadwal tanam akan terganggu dan sawah mereka kembali terendam.
Hasil analisis curah hujan Provinsi Jambi dasarian II Mei 2021 menunjukkan distribusi curah hujan Kategori MENENGAH yg dominan terjadi. Hanya beberapa wilayah kecil yg masuk Kategori TINGGI terjadi di sebagian kecil Kab. Tebo bagian selatan dan sebagian kecil Kab. Merangin.
Artinya peningkatan TMA di sungai Batanghari kali ini ternyata tidak berkorelasi langsung dg distribusi curah hujan di Provinsi Jambi. Tidak banyak wilayah dg curah hujan Kategori TINGGI yg terjadi di wilayah hulu.
Pertanyaannya, airnya dari mana ?
Kecurigaan saya langsung mengarah ke Provinsi Sumatera Barat. Namun Saya mesti menunggu beberapa hari untuk mendapat jawaban dari pertanyaan itu. Online Climate Meeting (OCM) kemarinlah yg membuat semuanya menjadi jelas. Ternyata tiga kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yg merupakan bagian dari hulu sungai Batanghari mengalami curah hujan Kategori Tinggi dan * Sangat Tinggi* pada Das II Mei 2021. Ketiga Kabupaten tersebut adalah Kab. Solok Selatan, Kab. Solok dan Kab. Dharmasraya.
Pelajaran penting dari sini adalah informasi iklim dari Provinsi Sumatera Barat tidak bisa diabaikan begitu saja. Khususnya dalam analisis dan prakiraan curah hujan DAS Batanghari Jambi yg berkaitan dengan jadwal tanam. Karena juga dapat mempengaruhi perubahan TMA sungai Batanghari.
Bagaimana Prediksi Curah Hujan Kedepan ?
Tim prediksi SLI Operasional Staklim Muaro Jambi sedang bekerja, menurut rencana diskusi tentang ini akan dilaksanakan dalam minggu ini.
Sambil menunggu, saya coba mereka-reka prediksi yang telah tersedia.
Prediksi curah hujan Das III Mei 2021 baik untuk Jambi maupun Sumatera Barat menunjukkan tren penurunan dibanding dasarian sebelumnya. Ini berarti TMA sungai Batanghari akan segera surut. Dan bahkan sinyal curah hujan kategori Rendah mulai nampak pada Das I dan II Juni 2021. Khususnya pada bagian tengah ke timur Provinsi Jambi. Siap2 memasuki periode kering...
Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Salam Sehat
Telanaipura, 25 Mei 2021
Arif Ma'rufi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar