Jumat, 06 Desember 2019

Wisata Kota Kobe dan Osaka

Masih bersama wisatawan asal Indonesia (baca bagian 1 : Wisata Kyoto). Untuk menuju Kota Kobe, dari Kyoto Station kami mengambil kereta JR Rapid dengan menempuh waktu sekitar 52 menit dan harga tiketnya 1080 Yen. Tujuan pertama kami adalah stasiun Sannomiya Kobe. Keluar dari stasiun butuh sekitar 15 menit berjalan kaki untuk mencapai Sannomiya Kobe yang merupakan sebuah pusat perbelanjaan. Disini kami bisa menemukan banyak pusat penjualan fashion dan aksesories dengan suasana santai.  

Selanjutnya dengan berjalan kaki sekitar 10 menit ke arah barat menuju stasiun Motomachi maka sampailah kami di Kobe Chinatown. Sepanjang wilayah Chinatown ini banyak sekali penjual makanan khas China, namun dari informasi yang kami dapat rata-rata makanan yang dijual disini merupakan makanan tidak halal bagi kami yang muslim. Jadi kami hanya berjalan-jalan menyusuri hampir setiap sudut Chinatown ini sambil mengambil gambar.


Untuk urusan makan, kami memilih untuk mencoba Kobe Beef yang terkenal itu. Kobe Beef atau Daging Sapi Kobe adalah daya tarik utama di Prefektur Hyogo Jepang. Menu steak setengah matang sangat menggugah selera. Harganya lumayan mahal, sekitar 2500 Yen atau sekitar Rp. 312.500,- per 250 gram. Masih tidak ada label halal tapi setidaknya kami yakin bahwa bahan utamanya adalah daging sapi (halal), jadi dengan diawali bismillah tiga kali kami pun menyantapnya......


Sebelum meninggalkan kawasan ini, kami menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh yaitu berupa sepatu Onitsuka Tiger. Harganya lumayan mahal, yaitu sekitar 9.000 - 16.000 Yen dan bahkan lebih. Namun demi hadiah ulang tahun istri, dibungkus deh sepatunya. Bagi para wisatawan, diberikan free pajak untuk pembelian sepatu Onitsuka Tiger dengan menunjukkan Paspor masing-masing.


Perjalanan dilanjutkan ke Port Kobe, untuk mencapai Port Kobe kami mengambil JR Kobe Line dan turun di Kobe Station. Keluar dari Stasiun Kobe langsung berjalan kaki ke Kobe Harborland. Kobe Harborland adalah tempat perbelanjaan dan hiburan yang berada di sepanjang tepi daerah pelabuhan Kobe, menawarkan banyak kafe, restoran, toko-toko dan hiburan lainnya. Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi Kobe Harborland, kami langsung menuju Port Kobe yang masih berada dalam satu kawasan. Pelabuhan Kobe merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jepang. 



Satu lokasi yang tidak sempat kami singgahi adalah Mesjid Kobe. Mesjid ini merupakan mesjid tertua di Jepang yang didirikan tahun 1935. Mesjid Kobe menggunakan arsitektur Turki tradisional. Konon mesjid Kobe merupakan salah satu bangunan yang selamat dari dua kejadian besar yaitu Bom pada perang dunia ke-2 tahun 1945 dan gempa Kobe tahun 1995 yang berkekuatan 7.3 SR.... Subhanallah....Semoga suatu saat kami dapat kesempatan mengunjungi mesjid Kobe....Aamiiiin.

Karena sudah malam, perjalanan ke Osaka kami tunda esok harinya.
 
Dan besoknya kami pun baru bisa sampai Kota Osaka setelah sore hari karena adanya beberapa kesibukan di Lab Kampus. Tujuan utama kami di Osaka adalah Dotonbori Osaka. Dotonbori dapat disebut juga 'Malioboro' nya Osaka. Nama Dotonbori digunakan untuk menyebut kawasan yang membentang sepanjang Kanal Dotonbori, dari Jembatan Dotonboribashi hingga ke Jembatan Nipponbashi di Distrik Namba, Osaka. Di sepanjang kanal ini, kami bisa menyaksikan aneka pertokoan yang bikin ngiler. Sebelum pulang kami mencoba Spicy Ramen Halal di Dotonbori, rasanya lumayan pedas. Alhamdulillah, nemu juga makanan yang tidak hambar di sini dan yang terpenting halal.................. Bismillah 3x.








Sampai disini tugas kami sebagai tour guide dinyatakan selesai, karena rombongan wisatawan dari Indonesia tersebut akan bergerak menuju Tokyo untuk kembali ke Indonesia keesokan harinya. Selamat jalan semoga lancar sampai tujuan.....

Wisata Kyoto : Jogja nya Jepang

Hari itu (26 Maret 2019) kami menjadi tour guide dadakan untuk empat orang wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke kota Kyoto-Jepang. Kyoto terkenal sebagai kota Budaya, mungkin mirip kota Jogjakarta di Indonesia. Bagi yang ingin mempelajari budaya Jepang lebih dalam, Kyoto lah tempatnya. Mulai dari bangunan-bangunan bersejarah, pakaian, makanan, serta kesenian tradisional. Apa saja budaya tradisional Jepang, dapat kita nikmati dan pelajari di Kyoto.

Perjalanan kami dimulai dari Kyoto Station yang merupakan stasiun kereta api terbesar di kota Kyoto. Kami sendiri merupakan Invited Researcher pada Disaster Prevention Research Institute - Kyoto University (DPRI-KU), yang sudah berada di Kyoto lebih dari 1 bulan. Dan masa penelitian kami tinggal satu minggu saja yang tersisa. Jadi klop deh, karena kami sendiri juga ingin berwisata di Kyoto sebelum pulang ke tanah air. Di depan Kyoto Station, ada salah satu icon kota Kyoto yaitu Kyoto Tower. Mengingat terbatasnya waktu, kami memutuskan untuk tidak mencoba naik ke puncak Kyoto Tower, cukup foto-foto dengan latar belakang gedung tinggi tersebut.
Di Depan Kyoto Station
Kyoto Tower
Dari Kyoto Station tujuan pertama kami adalah Kuil Fushimi Inari yang terkenal sangat instragramable itu. Untuk mencapai kuil Fushimi Inari cukup dengan satu kali naik kereta JR Nara Line dan turun di Inari Station. Selanjutnya tinggal berjalan beberapa menit maka kami sampai di kuil dimaksud. Kuil Fushimi Inari disebut juga dengan kuil 10 ribu gerbang (Tori) yang merupakan sumbangan dari perorangan atau perusahaan. Gerbang tersebut berbentuk pilar berwarna orange dengan tulisan berwarna hitam yang menunjukkan nama orang atau perusahaan yang menyumbangkannya.




Selanjutnya kami kembali ke kota Kyoto untuk sekedar melihat-lihat dan membeli oleh-oleh di Sanjo yang merupakan sebuah market yang tertata rapi dan bersih. Setelah mengelilingi setiap sudut Sanjo, kami langsung berjalan kaki menuju Gion. Kawasan Gion adalah salah satu tempat di Kyoto dimana wisatawan bisa menikmati suasana tradisional khas Jepang. Di Distrik Gion inilah para Geisha tinggal dan melayani para tamu. Hari itu kami tidak beruntung karena tidak dapat bertemu dengan Geisha (Seniman Tradisional Jepang) ataupun Maiko (Geisha Kecil). Kami hanya berjalan berkeliling menyusuri Jalan Hanamikoji Dori dan sekitarnya sambil mengambil foto. 
 
Ada yang menarik dari Gion saat ini, kabar terbaru menyebutkan bahwa sejak 25 Oktober 2019 pemerintah Perfektur Kyoto melarang mengambil gambar atau foto di kawasan privat Gion. Keputusan ini diambil karena banyaknya wisatawan yang dianggap melampaui batas ketika berada di kawasan Gion misalnya : memaksa Geisha untuk berfoto, merusak dan mengotori halaman rumah warga hanya untuk berfoto dan bahkan ada yang mencuri lampion di rumah warga dan toko suvenir. Jika tertangkap tangan mengambil gambar di area terlarang tersebut, maka siap-siap denda 10.000 Yen akan menanti.
Sanjo
Jalan Hanamikoji Dori GION
Jalan Hanamikoji Dori GION
 
Perjalanan dilanjutkan ke Kuil Yashaka Shrine (masih dengan berjalan kaki tentunya). Kuil Yasaka juga dikenal sebagai kuil percintaan terbesar di Kyoto. Pasangan suami istri dewa bernama Susanoo no Mikoto dan Kushinada Hime no Mikoto dipercaya bersemayam di kuil ini. Keduanya dipercaya memiliki kekuatan cinta yang besar karena hubungan mereka yang sangat baik. Terlihat banyak ema (palet kayu untuk menulis permohonan) berbentuk hati yang tergantung di dalam area kuil.
Pintu Gerbang Kuil Yashaka Shrine



Perjalanan yang cukup melelahkan namun saya dan rombongan sangat terhibur waktu itu, untuk melepas penat kami beristirahat di pinggir sungai Kamogawa. Sungai ini membelah kota Kyoto menjadi wilayah barat dan timur. Air sungai Kamogawa berasal dari utara Kyoto yaitu gunung Sajikigatake dengan air yang jernih dan banyak bebek dan burung yang sepertinya memang dipelihara. Setelah menikmati suasana sungai Kamogawa sambil beristirahat, kami memutuskan untuk mencukupkan wisata kota Kyoto sampai disitu saja. Setelah melepas lelah di sungai Kamogawa, kami bergegas menuju stasiun kereta untuk menuju kota Kobe dan Osaka.



Silahkan baca catatan saya berkunjung ke Kota Kobe dan Osaka ya gaesss, klik  Disini....

Selasa, 03 Desember 2019

JURNAL 1 : MODEL FUZZY LOGIC BASED ANFIS IN DETERMINATION OF PLANTING OF Oryza sativa

 Eva Gusmira1*, Try Susanti1, Arif Ma’rufi2

1UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Indonesia, Jl. Jambi Ma. Bulian KM.16 Sei. Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363. 2Stasiun Iklim Provinsi Jambi Indonesia, Jl. Jambi Ma. Bulian KM.18 Sei. Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363

*Corresponding author: evagusmira.EG@gmail.com
 Naskah Diterima: 23 Jnuari 2018; Direvisi: 17 Mei 2018; Disetujui: 16 Juli 2018


Abstrak 
Pergeseran datangnya musim hujan akan menyebabkan kegagalan panen dan akan merugikan petani. Untuk mengatasi hal ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memprediksi pola tanam padi dan waktu tanam yang sesuai berdasarkan tabiat data curah hujan selama lima belas tahun (20012015) di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Daerah penelitian meliputi empat kecamatan yang didasarkan dari luasnya sawah tadah hujan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Prediksi curah hujan digunakan metode analisis Fuzzy Logic berbasis ANFIS. Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan observasi 10 tahun yaitu dari tahun 20062015. Data diambil dari Stasiun Iklim Jambi. Data asimilasi diambil selama 15 tahun yaitu dari tahun 20012015. Hasil Penelitian ini menunjukkan pola curah hujan bulanan rata-rata di setiap kecamatan berbentuk pola ekuatorial dengan dua puncak curah hujan yaitu pada bulan April dan November. Waktu tanam dapat dilakukan dua kali dalam setahun, waktu tanam pertama dimulai pada bulan Maret dan waktu tanam kedua pada bulan Oktober. Hasil analisa dapat digunakan pemerintah Kabupaten Kerinci sebagai acuan dalam memberikan sosialisasi kepada petani mengenai pola tanam dan waktu tanam padi sehingga dapat menghasilkan panen yang optimal.
Kata kunci: ANFIS; Curah hujan; Fuzzy logic; Kabupaten Kerinci; Tanaman padi
 

Abstract
The shift in the coming rainy season will cause crop failure and will harm the farmers. To overcome this study conducted to predict rice cropping pattern and appropriate planting time based on the characteristics of rainfall data for fifteen years (20012015) in Kerinci Regency of Jambi Province. The research area covers four districts based on the number of rainfall rice fields. The method used a descriptive method with the survey technique. The prediction of rainfall is used ANFIS Fuzzy Logic analysis method. The data is used the monthly rainfall data with observation for 10 years from 2006 to 2015. The data had taken from the Jambi Climate Station. The assimilation data had taken for 15 years from 2001 to 2015. The results of this study showed the average monthly rainfall pattern in each sub-district in the form of equatorial pattern with two peaks rainfall that is in April and November. Planting time can be done twice a year, the first planting time begins in March and the second planting time in October. The result of analysis can be used by the Kerinci Regency government as a reference in providing socialization to farmers regarding cropping patterns and planting time of rice so that they can produce maximum crop yield.

Keywords: ANFIS; Fuzzy logic; Rainfall; Rice plant; Kerinci Regency

full pdf dapat didownload KLIK DISINI

Atau dapat menghubungi email : marufi.arif@yahoo.com; arif.marufi77@gmail.com