Catatan Kemarau 2020..
Tulisan
ini terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC-2002) yang kembali
ditayangkan di televisi dua minggu yang lalu. Kemarau tahun 2020 ini memang
penuh misteri. Persis Rangga yang pendiam dan suka menyendiri. Dan keraguan
Cinta dalam memilih persahabatan atau kekasih.
Bayangkan saja, di bulan Juli seperti ini biasanya Provinsi
Jambi sedang kering-keringnya, tapi fakta berkata lain, hujan masih saja
terjadi. Ya kemarau itu seperti ragu untuk datang. Sampai dengan Dasarian II
Juli 2020, baru zom 24 yang meliputi pesisir timur Jambi yang dinyatakan telah
masuk Musim Kemarau. Namun Jika dianalisis per titik pengamatan, sudah sekitar
45% wilayah kecamatan yang telah masuk kemarau di Provinsi Jambi. Itu pun masih
ditingkahi hujan yang terjadi. Sisanya masih indikasi memasuki MK dan belum
masuk MK tahun 2020.
Untuk menjawab kondisi ini, beberapa ulasan dikemukakan para
ahli, diantaranya adalah lemahnya 'tarikan' massa udara oleh monsun Asia sehingga
menyebabkan kelembaban masih tinggi di lapisan atas Benua Maritim Indonesia (BMI).
Kemudian Sea Surface Temperature (SST) hangat di BMI yang cenderung bertahan
cukup lama. Hal ini disebabkan karena arus permukaan di Pasifik yang mengarah
ke barat, dan sebaliknya di Indian Ocean mengarah ke timur sehingga berpotensi
mendorong dan mempertahankan warm pool d BMI. Kombinasi kedua hal ini membuat
potensi terbentuknya awan hujan menjadi tinggi tidak hanya di Jambi tapi bahkan
seluruh wilayah Indonesia.
Lalu bagaimana dengan kemarau tahun ini ? Saya sendiri masih
meyakini masih ada potensi masuknya MK sesuai kriteria BMKG untuk wilayah yang
masih indikasi dan belum masuk. Namun bisa jadi kemarau tersebut hanya berlangsung
singkat untuk kemudian diselingi dengan terjadinya hujan. Tentu feeling dan
keyakinan saja tidaklah cukup. Perlu pembuktian ilmiah yang kuat sebagai dasar
membuat pernyataan.
Menjadi tantangan tersendiri bagi teman2 forecaster yang akan
mengikuti rapat penentuan Awal Musim Hujan 2020/2021 minggu depan. Akan sedikit
sulit memprediksi kapan awal musim hujan 2020/2021 akan masuk sementara musim
hujan 2019/2020 itu sendiri masih berlangsung. Idealnya model yang digunakan
harus menangkap dulu sinyal kemarau tahun ini baru bisa ditentukan kapan musim
hujan 2020/2021 ditentukan. Cara lain adalah dengan mengambil titik yang dengan
tegas terlihat kemaraunya untuk mewakili rata2 zom sebagai sampel data input
model. Atau dengan mengambil analogi terhadap tahun2 sebelumnya. Intinya
forecaster dituntut untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan prediksi MH
2020/2021 ini.
Segala misteri itu akan terjawab, tidak oleh kita maka akan
dijawab oleh waktu. Dan akan menjadi pengalaman berharga bagi kita semua.
Berikut bait terakhir puisi yang diberikan Rangga kpd Cinta saat mereka
berpisah di Bandara : (baca : Cinta = Kemarau)
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu, itu saja.
(Bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar