Senin, 12 Desember 2022

AADK (Ada Apa Dengan Kemarau)

Catatan Kemarau 2020..

Tulisan ini terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC-2002) yang kembali ditayangkan di televisi dua minggu yang lalu. Kemarau tahun 2020 ini memang penuh misteri. Persis Rangga yang pendiam dan suka menyendiri. Dan keraguan Cinta dalam memilih persahabatan atau kekasih.

Bayangkan saja, di bulan Juli seperti ini biasanya Provinsi Jambi sedang kering-keringnya, tapi fakta berkata lain, hujan masih saja terjadi. Ya kemarau itu seperti ragu untuk datang. Sampai dengan Dasarian II Juli 2020, baru zom 24 yang meliputi pesisir timur Jambi yang dinyatakan telah masuk Musim Kemarau. Namun Jika dianalisis per titik pengamatan, sudah sekitar 45% wilayah kecamatan yang telah masuk kemarau di Provinsi Jambi. Itu pun masih ditingkahi hujan yang terjadi. Sisanya masih indikasi memasuki MK dan belum masuk MK tahun 2020.

Untuk menjawab kondisi ini, beberapa ulasan dikemukakan para ahli, diantaranya adalah lemahnya 'tarikan' massa udara oleh monsun Asia sehingga menyebabkan kelembaban masih tinggi di lapisan atas Benua Maritim Indonesia (BMI). Kemudian Sea Surface Temperature (SST) hangat di BMI yang cenderung bertahan cukup lama. Hal ini disebabkan karena arus permukaan di Pasifik yang mengarah ke barat, dan sebaliknya di Indian Ocean mengarah ke timur sehingga berpotensi mendorong dan mempertahankan warm pool d BMI. Kombinasi kedua hal ini membuat potensi terbentuknya awan hujan menjadi tinggi tidak hanya di Jambi tapi bahkan seluruh wilayah Indonesia.

Lalu bagaimana dengan kemarau tahun ini ? Saya sendiri masih meyakini masih ada potensi masuknya MK sesuai kriteria BMKG untuk wilayah yang masih indikasi dan belum masuk. Namun bisa jadi kemarau tersebut hanya berlangsung singkat untuk kemudian diselingi dengan terjadinya hujan. Tentu feeling dan keyakinan saja tidaklah cukup. Perlu pembuktian ilmiah yang kuat sebagai dasar membuat pernyataan.

Menjadi tantangan tersendiri bagi teman2 forecaster yang akan mengikuti rapat penentuan Awal Musim Hujan 2020/2021 minggu depan. Akan sedikit sulit memprediksi kapan awal musim hujan 2020/2021 akan masuk sementara musim hujan 2019/2020 itu sendiri masih berlangsung. Idealnya model yang digunakan harus menangkap dulu sinyal kemarau tahun ini baru bisa ditentukan kapan musim hujan 2020/2021 ditentukan. Cara lain adalah dengan mengambil titik yang dengan tegas terlihat kemaraunya untuk mewakili rata2 zom sebagai sampel data input model. Atau dengan mengambil analogi terhadap tahun2 sebelumnya. Intinya forecaster dituntut untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan prediksi MH 2020/2021 ini.

Segala misteri itu akan terjawab, tidak oleh kita maka akan dijawab oleh waktu. Dan akan menjadi pengalaman berharga bagi kita semua. Berikut bait terakhir puisi yang diberikan Rangga kpd Cinta saat mereka berpisah di Bandara :  (baca : Cinta = Kemarau)

ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu, itu saja.


(Bersambung...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar