Jumat, 13 Desember 2019

5th ASEANCOF Singapura : Pertama Kali Perjalanan Ke Luar Negeri

Setelah mengikuti 4th ASEANCOF 20-21 Mei 2015 di Jakarta, bersama seorang rekan dari Stasiun Klimatologi Lombok Nusa Tenggara Barat, kami kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti 5th ASEANCOF pada 16-19 November 2015 di Singapura.

Walaupun nantinya akan menggunakan paspor biru (paspor dinas), namun saya tetap membuat paspor hijau (umum) di Kantor Imigrasi Klas 1 Provinsi Jambi. Hal ini saya lakukan untuk berjaga-jaga jika ada permasalahan dalam pengurusan paspor biru tersebut.  

Ini akan menjadi perjalanan dinas ke luar negeri pertama bagi saya. Sangat menegangkan karena harus terbang seorang diri. Kami memutuskan untuk bertemu di Bandara Changi Singapura.

Hari H pun tiba, proses pengecekan imigrasi dan boarding di bandara Internasional Soekarno-Hatta lumayan lancar. Namun tetap tidak dapat menutupi kecemasan dalam dada. Benar saja, begitu tiba di Bandara Changi kejadian tidak mengenakkan itu benar-benar terjadi. Mungkin petugas x-ray bandara Changi melihat ketegangan di wajah saya sehingga menyetop tangan saya ketika hendak mengambil jaket yang baru keluar dari x-ray. Seketika saya tersentak kaget dan memandangi wajah petugas tersebut lekat-lekat, perdebatan pun terjadi namun dia tetap berkeras bahwa itu bukan jaket saya. Karena saya terus komplain, akhirnya dia menyuruh saya menunggu sampai seluruh penumpang melewati x-ray tersebut dan jaket itu tidak diambil oleh orang lain. Setelah sekian waktu menunggu, akhirnya penumpang terakhir itu pun lewat, dan jaket tersebut memang tidak ada yang mengambil. Saya langsung memasang wajah masam kepada petugas tersebut, namun dengan ringannya dia memberikan jaket tersebut tanpa meminta maaf sedikit pun.... uhhh dasaaaarrrr....

Bandara Changi Singapura

Fifth Asean Climate Outlook forum (Aseancof-5th) diselenggarakan di Singapura pada 18-19 November 2015. Meteorologi Service Singapore (MSS) sebagai tuan rumah, perwakilan dari Asean Specialised Meteorological Centre (ASMC). Forum ini didukung dan disponsori oleh World Meteorological Organization (WMO)  bekerja sama dengan USAID. Peserta adalah utusan lembaga/badan penyedia informasi cuaca dan iklim dari 10 negara Asean yaitu : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Masing-masing utusan menyampaikan Prediksi iklim musiman untuk periode Desember 2015, Januari dan Februari 2016 wilayah negara masing-masing.

Pembukaan 5th ASEANCOF dilakukan oleh Direktur MSS

Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama berupa Pre-Cof yang merupakan sesi pelatihan beberapa model-model yang dipakai oleh beberapa Negara dalam melakukan prediksi iklim. Pada tahun ini model prediksi iklim difokuskan pada aplikasi Subseasonal to Seasonal (S2S) untuk prediksi kekeringan. Pelatihan juga membahas Elnino Southern Oscillation (ENSO) dan Madden Julian Oscillation (MJO) serta Boreal Summer Intraseasonal Oscillation (BSISO). Pre-Cof merupakan kolaborasi dari pakar-pakar pada International Research Institute (IRI) dan APEC Climate Center (APCC).

Secara khusus, peserta pelatihan diharapkan :
  1. Memahami struktur database yang digunakan dalam model prediksi
  2. Mempelajari bagaimana menemukan “datasets” dan memilih area prakiraan
  3. Mengetahui bagaimana analisis aritmetika sederhana dibangun
  4. Mengetahui cara mengkustomisasi peta dan grafik
  5. Mempelajari cara mengunduh data dan citra untuk analisis 
Suasana Pelatihan Pre-Cof



Dr. Richard Graham (Met-Office) Sedang Memberikan Materi Tentang MJO
Dr. Kim Hae Joung (APEC Center) Sedang Memberikan Materi Tentang BSISO

Pada Sesi “Science Talk” pakar-pakar iklim dari lembaga iklim internasional menyampaikan topiknya antara lain :
  1. WMO Global Producing Centres (GPC)
  2. Bureau of Meterology (BoM) Australia
  3. China Meteorological Administration (CMA)
  4. European Center for Mediun-range Weather Forecasts (ECMWF)
  5. Japan Meteorological Agency (JMA)
  6. National Centers for Enviromental Protection (NCEP, NOAA)
  7. APEC Climate Centre (APCC)
  8. The International Research Institute for Climate and Society (IRI)
  9. The Regional Integrated Multi-Hazard Early Warning System for Africa and Asia (RIMES)
Selain paparan dari pakar Iklim, hadir juga perwakilan dari pengguna informasi Iklim antara lain  dari bidang Hidrologi yang dikoordinir oleh Global Water Partenership South East Asia (GWP-SEA) dan “The Disaster Risk Management Agencies”, yang dikoordinir oleh “Asean Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar