Senin, 30 Maret 2020

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 Terhadap Distribusi Spasial PM10

Kekeringan yang terjadi pada tahun 2019 yang lalu menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA) di Pulau Sumatera salah satunya di Provinsi Jambi. Berdasarkan data histori hotspot dari http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/sebaran_arsip dapat disajikan sebagai berikut :

Hotspot dengan convidence > 80% mulai terjadi secara signifikan sejak bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2019 dengan puncaknya terjadi pada bulan September 2019. Hal tersebut terlihat dari grafik Total Hotspot Berdasarkan ketiga satelit yang digunakan (NOAA, NPP, dan Aqua Terra) walaupun dengan jumlah yang berbeda-beda.





Jika diklasifikasi berdasarkan wilayah administrasi maka hotspot dengan convidence > 80% tahun 2019 terbanyak terjadi di Kabupaten Muaro Jambi. 




Akibat adanya kebakaran hutan dan lahan tahun 2019, terjadi kabut asap dan peningkatan konsentrasi PM10.  Apa itu PM10 ? PM10 singkatan dari Particulate Matter 10 Micron, adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. 

Berikut animasi distribusi spasial konsentrasi Total Kolom PM10 harian dalam mikrogram per meter kubik berdasarkan data dari Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) yang merupakan bagian dari European Center For Medium-Range Weather Forecast (ECMWF). Data tersebut masih merupakan data asli keluaran CAMS yang belum dilakukan koreksi dengan data observasi lapangan. Data didownload melalui website https://apps.ecmwf.int/datasets/data/cams-nrealtime/levtype=sfc/







Dari animasi distribusi spasial PM10 di Provinsi Jambi terlihat bahwa konsentrasi PM10 yang tinggi terjadi pada Provinsi Jambi bagian timur, tepatnya di kabupaten Muaro Jambi. Peningkatan konsentrasi PM10 dimulai pada bulan Juli sd Oktober 2019. Dan sebagaimana puncak jumlah hotspot, maka konsentrasi tertinggi PM10 juga terjadi pada bulan September 2019.



2 komentar: